Pabrik Baru Daihatsu Rakit Mobil LCGC
Azwar Ferdian - Okezone
Jum'at, 13 Juli 2012 09:36 wib
F: Daihatsu A-Concept (Septian P/Okezone)
JAKARTA –
Investasi besar dilakukan Astra Daihatsu Motor (ADM) di Indonesia. ADM
menanamkan investasi sebesar USD300 juta, untuk pembangunan pabrik dan
program mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost and green car
(LCGC).
Menurut jadwal, pabrik baru Daihatsu ini sudah siap beroperasi pada Oktober mendatang. Dengan kapasitas produksinya mencapai 400 ribu unit per tahun. Di pabrik baru ini akan dirakit mobil murah dan mobil ramah lingkungan.
“ADM berkomitmen membangun pabrik dengan kapasitas mencapai 400 ribu unit per tahun. Pabrik ini siap beroperasi pada Oktober tahun ini. ADM juga akan membangun pusat pengembangan dan penelitian di Karawang,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Budi Darmadi.
Budi menyebutkan, ADM sudah sangat berkomitmen menyukseskan dan turut serta dalam program LCGC yang dicanangkan pemerintah. “Kebijakan LCGC sedang dirumuskan oleh Kementerian Keuangan, dan ADM juga menyiapkan varian mobil LCGC,” ujarnya.
Target yang dipasang pada mobil LCGC ini tidak tanggung-tanggung. Pemerintah berani memasang angka 100 ribu unit pada tahun pertana penjualan mobil LCGC.
“Pada tahun pertama, produk LCGC ditarget 100 ribu unit. Sampai tahun kelima penjualannya diperkirakan mencapai 400 ribu unit. Berdasarkan studi, potensi penjualan mobil LCGC mencapai 300 ribu sampai dengan 600 ribu unit,” lanut Budi Darmadi.
Setelah regulasinya keluar, diharapkan agen tunggal pemegang merek (ATPM) sudah bisa memasarkan produk LCGC sesuai dengan ketentuan Pemerintah.(zwr)
Menurut jadwal, pabrik baru Daihatsu ini sudah siap beroperasi pada Oktober mendatang. Dengan kapasitas produksinya mencapai 400 ribu unit per tahun. Di pabrik baru ini akan dirakit mobil murah dan mobil ramah lingkungan.
“ADM berkomitmen membangun pabrik dengan kapasitas mencapai 400 ribu unit per tahun. Pabrik ini siap beroperasi pada Oktober tahun ini. ADM juga akan membangun pusat pengembangan dan penelitian di Karawang,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Budi Darmadi.
Budi menyebutkan, ADM sudah sangat berkomitmen menyukseskan dan turut serta dalam program LCGC yang dicanangkan pemerintah. “Kebijakan LCGC sedang dirumuskan oleh Kementerian Keuangan, dan ADM juga menyiapkan varian mobil LCGC,” ujarnya.
Target yang dipasang pada mobil LCGC ini tidak tanggung-tanggung. Pemerintah berani memasang angka 100 ribu unit pada tahun pertana penjualan mobil LCGC.
“Pada tahun pertama, produk LCGC ditarget 100 ribu unit. Sampai tahun kelima penjualannya diperkirakan mencapai 400 ribu unit. Berdasarkan studi, potensi penjualan mobil LCGC mencapai 300 ribu sampai dengan 600 ribu unit,” lanut Budi Darmadi.
Setelah regulasinya keluar, diharapkan agen tunggal pemegang merek (ATPM) sudah bisa memasarkan produk LCGC sesuai dengan ketentuan Pemerintah.(zwr)
-------------------o00o-------------------
Pendapat
Saya Mengenai Berita Tersebut:
Sebelum menanggapi berita tersebut,
saya mau menjelaskan dulu apa itu LCGC. LCGC
adalah singkatan dari “Low Cost and Green Car” atau dalam bahasa Indonesia
berarti mobil dengan harga terjangkau yang ramah lingkungan. Mengapa disebut
harganya terjangkau dan ramah lingkungan? Karena harga mobil ini berkisar
antara Rp 76 juta – Rp 106 juta, cukup
murah bagi kalangan menengah. Sedangkan disebut ramah lingkungan karena mobil
ini tidak menggunakan BBM bersubsidi, tetapi menggunakan Pertamax.
Menurut saya, dengan hadirnya LCGC ini
justru menyebabkan tingkat kemacetan di Indonesia (khususnya di kota-kota
besar) semakin meningkat, karena makin banyak orang yang memiliki mobil karena
harganya yang murah. Sebagai contoh Jakarta, jika makin banyak orang memiliki
mobil, maka kemacetan sudah tidak bisa dibendung lagi. Belum lagi mobil ini
menambah polusi, entah itu polusi udara maupun polusi suara. Apakah pantas
mobil ini dianggap mobil ramah lingkungan? LCGC ini hanya menambah keruwetan
lalu lintas.
LCGC ini memang murah, tapi jika bahan
bakarnya harus menggunakan Pertamax, sama saja bohong. Membeli mobil dengan
harga murah, tapi bahan bakarnya mahal. Mobil-mobil mahal pun masih banyak yang
menggunakan BBM premium yang harganya jauh lebih murah daripada Pertamax.
Inilah sebenarnya faktor yang membuat LCGC jarang peminatnya.
Mobil ini sebenarnya tidak terlalu
istimewa, karena dengan harga yang murah, mobil ini hanya menawarkan
spesifikasi yang standar. Seperti halnya Ayla yang tidak dilengkapi dengan
pendingin/AC.
LCGC ini juga mengganggu program kembali ke
angkutan umum yang dilakukan pemerintah. Jika masyarakat mampu membeli mobil
sendiri, maka penggunaan angkutan umum yang diharapkan bisa menekan kemacetan
makin sulit diwujudkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar